Saturday, June 16, 2012

Seekor Tuntung Tua



Disana...
Ku lihat seekor tuntung tua
Yang sedang menghitung usia
Entah hari ini atau esok dia kan pergi
Meninggalkan dunianya yang penuh sengsara


Tuntung tua itu
Masih lagi di situ
Ku lihat wajahnya yang lesu
Dulu dia bisa makan segalanya
Kini hanya air mata manjadi santapannya


Tuntung tua itu
Masih lagi di situ
Masih menilai adakah dirinya lebih berharga dari permata
Hingga sanggup manusia berdusta


Tuntung tua itu
Masih lagi di situ
Mengenang nasib keturunannya
Selamatkan dari pencemaran atau manusia yang berajakan wang
Semuanya berlegar dalam fikirannya


Tuntung tua itu
Tidak lagi di situ
Pantas dia pergi pabila melihatku menghampiri
Pasti dia merasa aku manusia durjana




Hasil Nukilan : Sofiah Bt Mohamad (SMK Seri Iskandar)
Sumber : Kompleks Tuntung Bota, Perak
Bicara Kata :
teringat kembali saat aq mewakili polimas 
dalam EKSPLORASI SUNGAI PERAK tahun 2009
hari terakhir kami dibawa melawat tempat penjagaan tuntung
disini baru kenal rupa tuntung yang sebenarnya


Angah, Pitnen, Pak-key, Aku, Yana, Akmal, Kak Su
(tiada dalam gambar : En. Nik, En. Fahmie, Suhaimi)

Sunday, June 10, 2012

Pelengkap Hidupku




sudah terang lagi bercahaya
bagaikan malam bulan purnama
inginku luah tidak terdaya
sungguh pedih jiwaku, oh! mama


kala malam terbayang wajahnya
tersimpul malu manis senyuman
milik siapakah yang empunya
inginku milikimu buat peneman


walaupun kita jarang bersua
namun dihati tak terasa jaraknya
akan ku curi hatimu jua
walau jauhnya dihujung dunia


duhai si manis pujaan hati
adakah dikau sedar cintaku
hatiku merindu separuh mati
menanti dikau pelengkap hidupku


panahan asmara tidak bermata
tepat kehatiku tidak ku pinta
baru ku tahu butanya cinta
hadirnya membuat hatiku menderita




Hasil Nukilan : SAIFUL BASRI ABDULLAH / KotakMancis
Bicara Kata :
luahan hati buat sang hawa
gerangan pelengkap hidup ini suatu hari nanti
:)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Perjalanan Blog Aku

Daisypath Friendship tickers