Disana...
Ku lihat seekor tuntung tua
Yang sedang menghitung usia
Entah hari ini atau esok dia kan pergi
Meninggalkan dunianya yang penuh sengsara
Tuntung tua itu
Masih lagi di situ
Ku lihat wajahnya yang lesu
Dulu dia bisa makan segalanya
Kini hanya air mata manjadi santapannya
Tuntung tua itu
Masih lagi di situ
Masih menilai adakah dirinya lebih berharga dari permata
Hingga sanggup manusia berdusta
Tuntung tua itu
Masih lagi di situ
Mengenang nasib keturunannya
Selamatkan dari pencemaran atau manusia yang berajakan wang
Semuanya berlegar dalam fikirannya
Tuntung tua itu
Tidak lagi di situ
Pantas dia pergi pabila melihatku menghampiri
Pasti dia merasa aku manusia durjana
Hasil Nukilan : Sofiah Bt Mohamad (SMK Seri Iskandar)
Sumber : Kompleks Tuntung Bota, Perak
Bicara Kata :
teringat kembali saat aq mewakili polimas
dalam EKSPLORASI SUNGAI PERAK tahun 2009
hari terakhir kami dibawa melawat tempat penjagaan tuntung
disini baru kenal rupa tuntung yang sebenarnya
Angah, Pitnen, Pak-key, Aku, Yana, Akmal, Kak Su
(tiada dalam gambar : En. Nik, En. Fahmie, Suhaimi)